Diversifikasi: Strategi Tepat untuk Manajemen Risiko Investasi

0 1,407

Tentunya, Anda sering kali mendengar pepatah berikut, “Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang.” Dibalik idiom tersebut, ada alasan kuat yang mendasarinya dan itu terkait dengan kemampuan investor dalam mengelola risiko dengan aman dalam portofolio investasi. Apakah diversifikasi investasi ini perlu?

Bagi banyak investor, penggunaan strategi ini menjadi salah satu kunci kesuksesan. Tetapi, ada banyak juga kesalahan diversifikasi portofolio investasi yang dilakukan oleh para investor, seperti telah kami jelaskan dalam artikel ini.

Alangkah baiknya, kita telusuri bagaimana diversifikasi investasi tersebut memainkan peran utama dalam membantu investor mengurangi risiko sambil tetap memanfaatkan kinerja pasar.

Apa itu Diversifikasi?

Ide sederhananya adalah membatasi risiko saat kondisi jatuh atau risiko kehilangan sejumlah uang, dengan cara memiliki portofolio investasi di kelas aset berbeda seperti reksadana, obligasi, saham, properti, dll. Bahasa sederhananya, investasikan uang Anda bukan hanya di satu aset saja.

Bagaimana Cara Kerja Diversifikasi?

Fungsi dari diversifikasi itu sendiri adalah melindung aset investasi Anda terhadap kondisi buruk, sambil tetap mendapatkan keuntungan. Hal ini terjadi karena ketika salah satu aset naik, yang lainnya turun dan juga ada yang tetap.

Perlu diingat dengan menggunakan strategi ini Anda tidak akan mendapatkan keuntungan maksimal. Akan tetapi yang terpenting, Anda juga tidak akan mengalami kerugian besar, yang bisa terjadi pada siapa pun, termasuk investor profesional.

Strategi ini dapat membantu perjalanan investasi Anda yang bergelombang menjadi jauh lebih mudah dan lancar untuk mencapai tujuan investasi yang diinginkan. Secara umum apabila harga saham naik maka obligasi akan turun nilainya. Kedua kelas aset tersebut memiliki pergerakan berlawanan arah sehingga dapat membantu menstabilkan portofolio investasi saat Anda memiliki keduanya.

Apa itu Volatilitas Pasar?

Fluktuasi berkelanjutan di pasar saham disebut volatilitas. Ini mengacu pada jumlah risiko yang terkait dengan nilai saham.

Tingginya ketidakstabilan tersebut berarti nilai saham dapat berubah secara drastis untuk periode yang singkat di kedua arah. Apabila volatilitas tinggi terjadi, maka Anda akan melihat ‘puncak’ dan ‘lembah’ pada grafik investasi, seperti saat terjadinya krisis keuangan.

Sebaliknya, volatilitas yang lebih rendah menandakan bahwa nilai saham tidak mengalami fluktuasi secara drastis, tetapi hanya perubahan nilai yang tetap untuk periode tertentu. Rendahnya volatilitas menunjukkan pasar yang jauh lebih stabil.

Dalam kedua kasus tersebut, diversifikasi merupakan strategi yang tepat bagi investor sehingga tidak seperti naik roller coaster jika siklus pasar sedang bergejolak. Sebagai investor, Anda masih mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan di siklus pasar yang kurang stabil.

Bagaimana Caranya Mengukur Risiko?

Ada berbagai jenis risiko. Anda bisa menginvestasikan di peternakan saham dan kehilangan semuanya. Atau, Anda dapat berinvestasi sebagian dana dalam saham yang memiliki kinerja kurang baik, tetapi keseluruhan portofolio tidak mengalami gangguan. Ini karena Anda terdiversifikasi dengan benar di kelas aset lainnya.

Memang, risiko tinggi berpotensi mendapatkan imbal hasil tinggi, tetapi jangan lupakan juga akan adanya kerugian yang besar pula. Risiko moderat mengkombinasikan investasi risiko yang lebih tinggi dengan investasi berisiko rendah untuk lebih menyeimbangkan kinerja investasi dalam jangka panjang.

Salah satu cara untuk menangani berbagai tingkat risiko adalah dengan mengukurnya. Dalam dunia investasi, risiko investasi diukur dari seberapa jauh ia menyimpang dari hasil yang diharapkan. Anda tidak perlu mengukur standar deviasi. Sebaliknya, pikirkan portofolio Anda dalam kategori berbasis luas seperti risiko rendah, sedang, dan tinggi.

Sebagai contoh:

Jika semua investasi Anda hanya dalam beberapa saham tunggal, Anda memiliki tingkat risiko yang tinggi.
Jika investasi Anda 60% dalam bentuk saham dan 40% dalam obligasi dan secara global terdiversifikasi di seluruh kelas aset, Anda memiliki lebih banyak tingkat risiko sedang. Jika sebagian besar aset Anda dalam obligasi dan kas jangka pendek, berkualitas tinggi, Anda memiliki tingkat risiko yang rendah.

Bagaimana Melakukan Leverage pada Diversifikasi?

Setelah Anda memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tingkat risiko dan diversifikasi dalam investasi, Anda dapat mulai berpikir tentang bagaimana hal itu selaras dengan toleransi risiko dan kapasitasnya. Apakah sudah selaras?

Hal ini bisa terlihat ketika Anda dapat menguraikan kapasitas risiko dengan jelas dalam konteks yang sama untuk tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu, Anda dapat mengembangkan strategi diversifikasi yang paling tepat dan masuk akal bagi Anda sendiri.

Loading...
Sumber www.investopedia.com
Tinggalkan komentar