Kisah Sukses Bisnis Coklat Silvia n’ Joe Chocolate, Terinspirasi Hadiah dari Fans

0 761

Pasangan suami istri Zoelkifli dan Silvia mendapatkan inspirasi untuk membangun bisnis coklat ketika suatu hari ada seseorang yang membawakan coklat untuk Zoel yang sedang di rumah sakit.

Cokelat hadiah tersebut diberikan bertepatan dengan hari Valentine. Zoel yang berprofesi sebagai seorang penyiar radio yang cukup terkenal memang memiliki fans setia.

Tapi, karena masih terbaring sakit, cokelat hadiah tersebut tidak bisa dimakan olehnya. Setelah Zoel sembuh dari sakit, Silvia, istrinya memiliki ide untuk membuatkan cokelat pengganti untuk suaminya tersebut.

Cokelat yang dibuat oleh Silvia tersebut lalu dibawa ke kantor Zoel, radio tempat dia bekerja. Ternyata eh ternyata, diluar dugaan. Cokelat buatan istrinya tersebut sangat disukai oleh rekan-rekan kantornya dan banyak yang ingin membelinya.

Seketika itu pula, mereka berdua memiliki ide untuk mengembangkan bisnis coklat miliknya sendiri.

Dalam mengembangkan usahanya tersebut, Zoel dan Silvia masih tetap bekerja di kantornya masing-masing. Mereka membuat dan memasarkan cokelat buatannya bersama-sama.

Di hari Minggu, mereka berdua mempromosikan bisnis coklat dengan membuka stan bersama ratusan orang lain yang juga berdagang di stadion kota Malang.

Bisa dikatakan, bahwa awal bisnis ini dibangun, mereka hanya mendapatkan pemasukan mingguan saja. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang menghubungi untuk memesan dan membeli cokelat buatan mereka tersebut.

Pelanggan pun rela menghubungi mereka di kantor, apabila tidak bisa dikontak ke rumahnya.

Karena alasan tidak enak dengan manajemen kantor tempat dia bekerja yang selalu menghubungi ke kantornya, akhirnya pasangan suami istri ini pun sepakat untuk membuka bisnis coklat melalui outlet di rumahnya.

Karena tidak memiliki lahan kosong yang cukup luas, mereka pun mencari ide. Kemudian tercetuslah untuk membuka outlet di garasi rumahnya.

Garasi yang awalnya hanya digunakan untuk memarkir mobil, mereka sulap dengan merenovasinya secara bertahap dari uang tabungan yang dimiliki.

Pada awal tahun 2004, dengan bermodalkan kurang dari 10 juta rupiah, pasangan suami istri muda ini mulai membuka bisnis coklat dengan outlet dari rumah.

Memulai Produksi dan Melakukan Promosi Gratis!

Promosi gratis sebenarnya bisa dilakukan dengan cara-cara yang mudah. Ini bisa dilakukan di sekitar kita sendiri. Demikian juga dengan Zoel.

Memiliki profesi sebagai seorang penyiar radio, membawa berkah tersendiri bagi pengembangan usaha coklat mereka, terutama dalam hal promosi.

Ini dilakukan pada saat momen yang tepat. Pada waktu tertentu, ada artis-artis yang datang ke radio tempat Zoel bekerja untuk on air. Dan hal ini tidak disia-siakan oleh Zoel. Dia pun memberikan produk cokelat Silvia n’ Joe kepada artis-artis tersebut sebagai hadiah.

Salah satu produk dari Toko Coklat Silvia n' Joe
Salah satu produk dari Toko Coklat Silvia n’ Joe

Ide yang jauh lebih genius dari Zoel dalam hal promosi, dilakukannya lagi. Mulai tahun 2005, Zoel mulai memanfaatkan acara festival Java Jazz, yang merupakan peluang besar bagi usahanya untuk melakukan promosi.

Ini dilatarbelakangi oleh kesenangan dirinya pada musik Jazz, sehingga tiap tahun dia menawarkan diri sebagai reporter untuk meliput acara Java Jazz bagi radionya. Dan ini dilakukan olehnya tanpa meminta biaya, tetapi hanya mensyaratkan untuk memberikan paket cokelat Silvia n’ Joe sebagai hadiah kuis.

Idenya ini sangat cemerlang. Dia bisa meliput kegiatan Java Jazz yang menjadi kegemarannya, dan yang terpenting, bisnis coklat Silvia n’ Joe pun terpromosikan secara gratis.

Selain itu, jika ada mahasiswa atau siswa sekolah yang ingin menjual kembali produk coklatnya, dia sangat membuka diri.

Bagaimana dengan rutinitas operasional yang dijalankan di usahanya ini?

Karena pasangan suami istri ini masing-masing masih memiliki pekerjaan tetap sebelum memang terjun total di bisnis coklat, untuk operasional sehari-hari pasangan ini mempekerjakan 3 orang karyawan di hari-hari biasa, dan menambah 2 orang lagi saat ada di momen tertentu seperti Valentine bulan Februari, serta hari raya.

Mereka pun mempekerjakan para mahasiswa diantara para stafnya. Untuk hari biasa, proses produksi bisa di-handle oleh 3 orang secara bergantian, tetapi di saat momen spesial, 5 orang staf pun masih terasa kurang.

Di bulan-bulan tertentu ini, mereka bahkan rela untuk tidur 3 jam sehari. Terlebih lagi, masih ada saja orang-orang yang ingin membeli cokelat di tempatnya walaupun outlet-nya belum buka atau sudah tutup. Outlet mereka penuh dengan pelanggan yang ingin membeli cokelat.

Di saat momen Valentine, outlet yang dibuka di mall pun bisa ludes hanya dalam hitungan jam saja. Walaupun mereka sudah mengantisipasi dengan menyediakan stok yang cukup banyak sebelum bulan Februari, tetapi tetap harus mempertimbangkan masa kadaluwarsa produk.

Ini dilakukan karena mereka tak ingin menggunakan bahan pengawet untuk produk-produknya.

Berapa sih harga pasaran untuk produk cokelat dari Silvia n’ Joe ini?

Mereka membandrol harga cokelat praline-nya per satuan dan per paket mulai dari harga Rp 6.000 hingga Rp 70.000. Bagi Zoel, menentukan harga produk cokelatnya terasa cukup sulit, karena cokelat baginya adalah karya seni. Jadi, bukan sekedar hitung-hitungan masalah volume dan bahan bakunya.

Untuk tampilan produk cokelatnya sendiri, ada bervariasi. Pengaruh seni dari Silvia sangatlah kental dalam menghasilkan produk-produk cokelat yang istimewa. Silvia yang memiliki latar belakang pendidikan seni rupa, memiliki peran besar dalam membuat produk cokelat berbagai warna dan bentuk cantik.

Untuk penggunaan zat pewarna, Silvia menggunakan pewarna yang berbahan minyak, bukan yang banyak mengandung air.

Varian produk cokelat dari Silvia n’ Joe pun beragam aroma dan bahan isian, ada yang rasa tiramisu, kopi, aprikot, blueberry, moca, dll. Untuk kemasannya pun dalam berbagai bentuk, ada yang ditempatkan di kotak CD dengan bandrol harga Rp 30.000.

Apakah bisnis coklat Silvia n’ Joe ini selalu berjalan mulus? Tentu saja tidak!

Setiap bisnis pasti akan menghadapi masa-masa sulitnya. Sama halnya dengan bisnis coklat yang dijalani oleh pasangan muda ini. Masa-masa penjualan sepi biasanya terjadi saat di bulan libur sekolah, yaitu antara Mei dan Juni.

Lalu, bagaimana mereka mengantisipasi salah satu kendala dalam bisnis coklat nya tersebut? Mudah saja. Mereka menjual produk lain di outlet-nya, yaitu pernak-pernik perhiasan. Sehingga outlet mereka pun tetap ramai dengan pelanggan.

Karena target segmen pasar bisnis mereka adalah perempuan, maka pelanggan perhiasan mereka juga berpotensi menjadi pelanggan produk cokelat.

Jam operasional outlet-nya dimulai dari 09.00-17.00. Selain menerima pelanggan di outlet, mereka juga menerima pesanan untuk beragam acara seperti ulang tahun ataupun untuk souvenir pernikahan.

Toko Bisnis Coklat Silvia n' Joe
Toko Coklat Silvia n’ Joe

Menariknya, pelanggan diberikan kebebasan untuk memiliki desain cokelat mereka sendiri, serta bebas untuk memilih ukuran, warna, dan bentuk cokelat. Omzet bisnis cokelat Silvia n’ Joe ini pun berkisar antara 7 juta hingga 15 juta tiap bulan, bahkan bisa meningkat tajam pada saat ada momen-momen spesial.

Pasangan suami istri ini ingin bisnis coklat nya terus berkembang pesat ke depannya dengan memiliki beberapa cabang di kota-kota lainnya. Mereka ingin mengembangkan konsep bisnis cafe cokelat di setiap cabangnya tersebut, sehingga orang bisa menikmati bermacam hidangan berbahan dasar cokelat.

Untuk mengetahui profil bisnis coklat mereka lebih lengkap, bisa menghubungi berikut:
Bisnis Coklat Silvia n' Joe Chocolate, A Place for Chocolate Lovers
Silvia n’ Joe Chocolate, A Place for Chocolate Lovers
Loading...
Tinggalkan komentar