Kisah Sukses Usaha Kripik Tempe “Abadi”, Diproduksi di Rumah dan Telah Ekspor ke Luar Negeri

0 2,969

H. Ikrom adalah salah satu inovator dan perintis usaha kripik tempe di Kota Malang. Meskipun sudah banyak sekali usaha sejenis yang muncul, tetapi brand kripik tempe “Abadi” tetap merupakan merek utama yang abadi dan diingat masyarakat hingga kini.

Usaha kripik tempe H. Ikrom ini diawali di tahun 1970, empat tahun sebelum beliau pensiun dari kesatuan Angkatan Darat. H. Ikrom terus berpikir bagaimana caranya membangun usaha dengan tujuan untuk menyiasati biaya hidup keempat anaknya yang masih sekolah.

Dengan modal awal waktu itu Rp 450.000, beliau membelanjakan modal peralatan, seperti kompor dan penggorengan.

Menurut H. Ikrom, usaha kripik tempe yang hendak dibangunnya tersebut ditemukan secara tidak sengaja. Ini diawali ketika almarhumah istrinya mencoba banyak cara untuk memodifikasi tempe menjadi kripik.

Setelah beberapa percobaan yang tidak selalu berhasil, akhirnya ditemukan formula yang tepat untuk membuat tempe menjadi kripik yang gurih dan lezat. Pada tahun 1971, H. Ikrom sendiri yang mengantarkan produk-produk kripiknya tersebut ke toko-toko dengan mengendarai sepeda.

Untuk menambah modal kerja, H. Ikrom menjual tanah untuk membeli sepeda motor. Pada waktu itu, baru ada satu pengusaha kripik tempe yang menjadi kompetitor bagi dirinya.

Kini, usaha kripik tempe ini dikelola oleh anak-anak H. Ikrom yang kesemuanya sudah berumahtangga. Keluarga ini memiliki 1 pabrik yang berlokasi di sebuah rumah yang beralamat di Jl. Batubara, Malang.

usaha kripik tempe h ikrom
Usaha Kripik Tempe Abadi H. Ikrom

Untuk kiosnya sendiri, digunakan sebuah rumah yang sebelumnya adalah tempat tinggal H.Ikrom sekeluarga sejak anak-anaknya kecil. Sejak tahun 1976, usahanya ini telah terdaftar dan rutin membayar pajak dengan proporsi 15% tahun per tahun.

Di era sekarang, semakin banyak kompetitor yang bermunculan untuk menyaingi usahanya ini. Tetapi, H. Ikrom tidak gentar dengan adanya persaingan tersebut. Malah justru persaingan akan membuat bisnis mereka semakin termotivasi untuk terus melakukan pengembangan kualitas dan pelayanan.

Beliau akui bahwa keuntungannya saat ini memang merosot dibandingkan tahun-tahun awal membangun usahanya. Yang dulu bisa mencapai 100% keuntungan, saat ini hanya mampu mencapai 70% saja.

Untuk menyiasati ketatnya persaingan usaha tersebut, anak-anak H. Ikrom selalu melakukan inovasi, seperti dengan menambahkan beragam variasi rasa, diantaranya rasa jagung bakar, ayam bawang, keju, pedas, balado, barbeque, dan yang spesial pakai telur.

Tertarik untuk memulai usaha kripik tempe? Klik tautan berikut ini untuk panduan lengkapnya.

Selain menjual kripik tempe, di toko H. Ikrom juga dijual berbagai cemilan makanan lainnya. Makanan ringan ini adalah juga hasil produksi sendiri dari pabriknya tersebut, tetapi ada juga beberapa produk yang merupakan titipan dari orang lain dengan sistem bagi hasil, seperti produk kripik buah.

Bagaimana omset penjualan dari usaha H. Ikrom ini? Sangat bergantung dengan pasaran. Di masa ramai, rata-rata penjualan setiap hari bisa tembus 75-100 kg, tetapi di saat sepi, hanya terjual kurang dari 50 kg.

Jadi, jika perhitungan rata-rata H. Ikrom bisa menjual 40 kg dalam sehari dengan harga per kilo Rp 35.000, maka omset harian bisa mencapai Rp 1.400.000,-

Strategi promosi yang dilakukan oleh manajemen H. Ikrom sendiri pun diawali dengan promosi gratis, yaitu melalui stasiun radio amatir. Setelah usahanya berkembang pesat, banyak liputan dari berbagai media cetak, majalah, dan surat kabar yang secara tidak langsung mempromosikan usahanya tersebut.

Yang sangat luar biasa dari usaha rumahannya ini adalah selama 6-7 tahun terakhir ini, produk-produknya telah berhasil diekspor ke Amerika Serikat. Meskipun tidak secara langsung dilakukan olehnya. Tetapi melalui agennya yang berlokasi di Jakarta.

Agen tersebut dalam sebulan telah mengirimkan 2-4 kali dengan sekali kirim dapat mencapai 200-400 pak. Jumlah ini tentu saja diluar penjualan per hari yang rata-rata 40 kg.

Sampai saat ini, usaha kripik tempe Abadi tidak membuka cabang di kota lainnya. Hanya berbentuk keagenan. Yang menjadi alasan H. Ikrom tidak membuka cabang, karena mengalami kesulitan untuk mengkontrol rasa kripik tempe.

Jadi, untuk distribusi produk ke luar kota, dilakukan oleh agen-agen di kota tersebut, seperti Bali, Jakarta, Surabaya, dll. Pendistribusian produk kripik tempe Abadi milik H. Ikrom pernah mencapai hingga Kalimantan. Tetapi tidak diteruskan, karena produknya ini tidak tahan terhadap goncangan di kapal laut.

Usaha kripik tempe Abadi memang memproduksi dan mengolah sendiri kedelai menjadi tempe. Tetapi, bahan baku kedelainya berasal dari Tiongkok dan Amerika karena kedelai lokal seringkali pahit dan keras. Kedelai lokal sangat baik untuk pembuatan tahu, tetapi tidak terlalu bagus jika dijadikan tempe.

Referensi Tulisan: DanaUsaha.net

Loading...
Tinggalkan komentar