Tambah Penghasilan? Buka Usaha Sampingan Yuk

2 119

Apakah saat ini Anda merasa bahwa penghasilan dari bekerja belum bisa memenuhi kebutuhan? Salah satu alternatif dari permasalahan ini adalah menjadi wirausahawan. Akan tetapi, bagi sebagian besar orang tidak mudah mengubah karakternya sebagai karyawan menjadi pelaku bisnis 100 persen. Ada banyak ketakutan-ketakutan ketika telah berada di zona nyaman menuju zona ketidakpastian, yakni dunia bisnis

Solusinya adalah Anda tetap menjalankan aktivitas pekerjaan sebagai karyawan tetapi secara bertahap mulai membangun bisnis. Salah satu caranya dengan membangun usaha sampingan. Membuka usaha sampingan biasanya merupakan cara yang cukup baik untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Dengan membuka usaha sampingan, pertama-tama Anda mungkin harus terlibat penuh di dalamnya. Tapi lama kelamaan, bila usaha itu besar, Anda bisa menyerahkan pengelolaannya pada orang lain, sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu. Sementara itu pemasukan terus berjalan.

Bandingkan apabila Anda bekerja pada orang lain dengan bekerja sendiri, mengandalkan keahlian. Bekerja pada orang lain jelas Anda harus mengikuti jam kerja yang disyaratkan. Apabila bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, Anda bisa menentukan waktu kerja sendiri, meskipun tetap saja Anda akan sibuk.

PENGHASILAN BISA BESAR

Jangan salah sangka terlebih dahulu, meskipun usaha sampingan apabila Anda jalankan dengan sungguh-sungguh bisa memberikan hasil yang sama,­ bahkan lebih besar­ dibandingkan bila Anda bekerja dan mendapatkan gaji.

Salah satu contoh menarik adalah tukang sate yang berjualan keliling. Setiap hari berjualan, mulai dari pukul 17.00-24.00 (7 jam kerja), ia bisa menjual sekitar 250 tusuk sate ayam. Kalau satu tusuk dihargai 400 rupiah, berarti ia mendapatkan 100 ribu rupiah sehari. Dalam sebulan, ia bisa bekerja sekitar 25 hari. Ini berarti pemasukannya sebulan mencapai 2,5 juta rupiah. Saya pernah tanya berapa sih keuntungannya dari 2,5 juta rupiah itu? Dia bilang sekitar 60 persen. Ini berarti keuntungannya adalah 1,5 juta rupiah setiap bulan. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan lontongnya.

Tentu saja Anda tidak harus jadi penjual sate bila Anda memang tidak mau. Anda bisa membuka usaha lain yang mungkin lebih Anda kuasai seluk-beluknya. Prinsipnya di sini adalah apapun usahanya, kalau Anda jalankan dengan serius, hasilnya bisa besar.

Pada awalnya, yang namanya usaha mungkin tidak akan berjalan lancar. Penghasilannya mungkin belum seberapa. Hal itu dikarenakan usaha Anda mungkin belum dikenal orang banyak, masih baru. Lama kelamaan, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda pasti akan mulai berkembang, sehingga hasil yang Anda dapatkan makin besar pula.

Tukang sate tadi misalnya. Kami yakin, pertama kali ia membawa dagangannya, orang mungkin masih ragu-ragu untuk mencoba satenya, karena orang baru pertama kali melihat tukang sate ini. Tapi lama kelamaan, orang mulai memesan satenya, dan akhirnya orang ini identik dengan sate. Itu bukti bahwa usaha apa pun membutuhkan pengenalan.

Orang harus kenal lebih dulu dengan usaha Anda, apa pun usaha itu. Entah toko, entah restoran kecil, entah usaha jahitan. Mungkin pengenalannya makan waktu satu tahun, dua tahun, atau mungkin hanya beberapa bulan, tergantung bagaimana promosi Anda. Setelah kenal, barulah selebihnya tergantung pada kualitas produk Anda. Bila sekali saja konsumen tak suka, seterusnya mereka kapok membeli produk Anda. Apa pun jenisnya. Karena itu, Anda juga harus menjaga kualitas produk agar sesuai keinginan konsumen.

TIDAK HARUS MENINGGALKAN PEKERJAAN

Siapa bilang bahwa Anda harus meninggalkan pekerjaan tetap yang sekarang bila menjalankan usaha sampingan? Anda tidak harus meninggalkan pekerjaan tetap. Anda bisa menjalankan usaha sambil tetap bekerja seperti sekarang.

Hitung-hitung, Anda nantinya akan punya pendapatan yang dobel, bukan? Pertama-tama, mungkin pendapatan usaha Anda masih jauh lebih kecil dibanding gaji dari pekerjaan tetap. Tetapi lama-lama, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha semakin maju, pendapatan usaha siapa tahu akan meningkat, dan bisa menyamai gaji Anda?

Kemudian, tidak menutup kemungkinan pendapatan usaha bisa meningkat lagi, dan melebihi gaji Anda? Ada banyak contoh orang yang merintis usaha sambil tetap mempertahankan pekerjaannya. Lama-lama ketika usahanya makin sukses, pendapatan dari usahanya meningkat, dan jumlahnya jauh melebihi gajinya. Sehingga ia memiliki pilihan apakah ia akan mempertahankan kedua pendapatannya, atau meninggalkan pekerjaannya dan terjun total 100 persen ke dalam usahanya dengan harapan agar penghasilan dari usahanya bisa makin besar.

Bagi Anda, ibu rumah tangga dengan suami yang bekerja, mungkin bisa lebih enak lagi. Anda merintis usaha, sementara suami Anda tetap mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Masing-masing dari Anda sekarang menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Bukan begitu?

SIAP MELUANGKAN WAKTU

Kalau Anda menjalankan usaha sambil tetap bekerja, maka Anda harus siap meluangkan waktu. Bagi Anda yang menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga, Anda harus siap menyisihkan sekitar empat jam setiap hari untuk mengurus usaha baru. Bagi Anda yang juga bekerja di kantor, mungkin Anda harus siap menjalankan usaha Anda pada malam hari. Terserah Anda. Yang jelas, Anda harus memiliki komitmen untuk mau menjalankan usaha, dan jangan kaget kalau nanti Anda akan lebih capek dari biasanya. Ini wajar, karena Anda menjalankan dua pekerjaan sekaligus, bukan?

Tapi apa yang membuat Anda mau lebih capek dari biasanya? Apa yang membuat Anda mau repot-repot menjalankan usaha? Ini demi berkembangnya usaha, kelak pengelolaannya bisa diserahkan ke anak buah. Dengan begitu, Anda punya lebih banyak waktu untuk keluarga sementara Anda tetap mendapatkan penghasilan. Jadi, Anda investasi waktu sekarang, dengan harapan agar Anda mendapatkan waktu yang lebih banyak kelak. Jadi, sesibuk apapun sekarang, kenapa Anda tidak luangkan waktu untuk merintis sebuah usaha?

PERLU DUKUNGAN KELUARGA

Minta dukungan dari keluarga Anda. Kalau perlu, ajak suami Anda untuk ikut membantu Anda. Libatkan suami Anda dari awal. Dengan demikian, suami bisa ikut berperan dalam usaha Anda. Banyak usaha rumahan yang gagal karena tidak adanya dukungan suami.

Bukan berarti Anda tidak akan berhasil dalam usaha Anda bila tidak didukung suami, tapi memang akan sangat membantu kalau suami ikut mendukung usaha Anda, bukan? Kalau perlu, jangan katakan pada suami bahwa ini adalah usaha Anda. Katakan padanya bahwa ini adalah usaha keluarga, bukan usaha Anda. Kelak kalau usaha ini besar, suami Anda bisa ikut terlibat di dalamnya. Bukankah akan mengasyikkan bila suami-istri bekerja bersama membangun usaha keluarga?

TIDAK HARUS SEKOLAH TINGGI

Apakah Anda adalah salah satu dari mereka yang tidak mengenyam sekolah tinggi? Apakah Anda lulusan SMP? Apakah Anda lulusan SMEA? Atau apakah Anda sama sekali tidak pernah sekolah dan hanya punya pengalaman?

Anda tidak harus mengenyam sekolah tinggi lebih dulu untuk bisa membuka usaha dan berhasil dalam usaha. Kita sudah sering mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada banyak orang berhasil dalam membangun usahanya dari nol, meski tidak memiliki pendidikan tinggi.

Apa resepnya sehingga mereka bisa berhasil? Ketekunan dan motivasi untuk bisa berhasil. Yang lebih penting, walaupun tidak sekolah tinggi adalah ke­mauan untuk belajar. Belajar tidak harus ditempuh dengan sekolah. Anda bisa belajar dari pengalaman, dari buku, dan dari pengalaman orang lain (baik keberhasilan maupun kegagalannya). Satu lagi, mereka mau memulai usahanya dari kecil lebih dulu, sebelum lama-lama usaha itu menjadi besar. Percayalah, Anda punya kesempatan yang sama dengan saya, dan dengan orang yang lain untuk bisa berhasil, walaupun Anda tidak memiliki pendidikan tinggi sekalipun.

Jadi tunggu apalagi? Kuatkan tekad Anda untuk membuka usaha sampingan. Sekarang juga untuk masa depan lebih baik.

(CAA)

Sumber Referensi: Dikutip dari Tabloid NOVA No. 675/XIII (Safir Senduk)

Loading...
Tampilkan Komentar (2)
Website PortalInvestasi.com dijual. Berminat hubungi kami.
This is default text for notification bar