Saham Preferen vs Saham Biasa (Ulasan Lengkap)

0 2,362

Di pasar modal atau bursa saham, secara garis besar saham terbagi menjadi dua macam, yaitu saham preferen (preferred stock) dan saham biasa (common stock). Apa perbedaan diantara keduanya? Berikut ulasan lengkapnya.

Definisi Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merupakan saham kepemilikan di perusahaan publik. Biasanya, memiliki gabungan beberapa saham biasa dan obligasi. Harga saham per lembarnya, baik itu preferred stock maupun common stock bervariasi sesuai dengan pendapatan perusahaan.

Kedua jenis saham tersebut diperdagangkan oleh perusahaan pialang / broker saham. Sementara itu, harga obligasi berbeda dengan kemampuan perusahaan untuk membayar obligasi tersebut.

Preferred stock juga membayar dividen seperti common stock. Perbedaan yang mendasar adalah saham preferen tersebut membayar dividen secara berkala sesuai kesepakatan. Hal ini mirip dengan obligasi yang juga dibayar secara berkala.

Perusahaan dapat membayar dividen bagi pemilik saham biasa tergantung dari seberapa menguntungkannya perusahaan tersebut. Seringkali, dividen saham preferen lebih tinggi dari saham biasa.

Preferred stock juga memiliki kesamaan seperti obligasi, yaitu akan mendapatkan kembali investasi awalnya jika investor / pemilik saham menahan saham tersebut hingga jatuh tempo. Dalam banyak kasus, jangka waktunya kisaran 30-40 tahun.

Di sisi lain, saham biasa bisa bernilai nol. Dan apabila hal itu terjadi, pemiliknya tidak akan mendapatkan apa-apa.

Perusahaan yang menerbitkan preferred stock ini dapat menariknya sebelum jatuh tempo dengan membayar harga terbitnya. Tidak seperti saham biasa dan lebih mirip obligasi, pemilik saham preferen tidak memiliki hak suara.

Kapan Saat Tepat Membeli Saham Preferen?

Jika Anda seorang investor sejati, pertimbangkan untuk memiliki saham preferen ini jika ingin memperoleh pendapatan yang stabil. Terlebih lagi jika suku bunga rendah.

Dividen preferred stock bisa memberikan aliran pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan obligasi. Walaupun lebih rendah, pendapatannya jauh lebih stabil dibandingkan dividen saham (biasa).

Kapan saat tepat untuk menjualnya? Yaitu ketika suku bunga naik. Hal ini disebabkan saham tersebut mulai kehilangan nilainya. Sama seperti obligasi. Aliran pendapatan tetap akan menjadi kurang berharga karena suku bunga mendorong tingkat pengembalian investasi lainnya.

Preferred stock juga dapat hilang nilainya saat harga saham kembali naik karena bisa jadi perusahaan akan menarik saham tersebut. Perusahaan akan membeli preferred stock dari investor sebelum harganya menjadi lebih tinggi.

Saham Preferen vs. Saham Biasa vs. Obligasi

Dalam tabel berikut akan digambarkan secara umum perbedaan antara preferred stock, common stock, dan bond (obligasi).

FITURSAHAM PREFERENSAHAM BIASAOBLIGASI
Kepemilikan PerusahaanYaYaTidak
Hak SuaraTidakYaTidak
Harga Sekuritas Berdasarkan:PendapatanPendapatanRating / Peringkat
DividenTetapFleksibelTetap
Nilai jika Jatuh TempoPenuhBervariasiPenuh
Skala Prioritas jika Perusahaan GagalKeduaKetigaPertama

Berbagai Jenis Preferred Stock

Saham preferen yang dapat dikonversi memiliki opsi untuk dapat dikonversi menjadi saham biasa. Hal ini bisa dilakukan pada momen tertentu di masa depan. Apa yang menentukan kapan hal ini bisa terjadi? Ada tiga hal, yaitu:

  • Dewan Direksi perusahaan bisa memberikan suara untuk terjadinya konversi.
  • Anda memutuskan untuk melakukan konversi. Hal ini bisa dilakukan jika harga saham biasa lebih dari nilai sekarang bersih (Net Present Value / NPV) preferred stock. NPV termasuk pembayaran dividen yang diharapkan dan harga yang akan diterima jika tempo saham tiba.
  • Saham memungkinkan untuk dikonversi secara otomatis pada tanggal yang telah ditentukan.

Selain yang bisa dikonversi, ada juga jenis saham preferen kumulatif. Saham jenis ini memungkinkan bagi perusahaan untuk menunda pembayaran dividen saat waktunya tidak tepat / buruk.

Perusahaan harus membayar semua pembayaran dividen yang tertunda jika waktunya sudah normal / baik kembali. Hal ini dilakukan sebelum perusahaan melakukan pembayaran dividen kepada pemegang saham biasa. Saham preferen yang tidak memiliki sifat / karakter ini disebut sebagai saham non-kumulatif.

Saham preferen yang dapat ditebus memberikan perusahaan hak untuk menebus saham kapan saja setelah tanggal tertentu. Opsi tersebut menggambarkan harga yang akan dibayarkan perusahaan untuk saham tersebut.

Tanggal penebusan seringkali tidak sampai beberapa tahun. Saham-saham tipe ini membayar dividen yang lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko penukaran yang ditambahkan.

Mengapa? Perusahaan dapat meminta penebusan jika suku bunga turun. Mereka akan mengeluarkan preferensi baru pada tingkat yang lebih rendah dan membayar dividen yang lebih kecil sebagai gantinya. Itu berarti lebih sedikit keuntungan bagi investor.

Mengapa Perusahaan Menerbitkan Preferred Stock?

Perusahaan menggunakan saham preferen dalam rangka meningkatkan modal untuk pertumbuhan perusahaan. Kemampuan korporasi untuk menangguhkan dividen adalah keuntungan terbesarnya dibandingkan obligasi. Hal ini dapat dilakukan dengan hanya membutuhkan suara dari dewan. Mereka tidak berisiko dituntut karena gagal bayar. Jika perusahaan tidak membayar bunga obligasi, berarti default (gagal/bangkrut).

Tak hanya itu, perusahaan menggunakan preferred stock tersebut untuk mentransfer kepemilikan perusahaan ke perusahaan lainnya. Perusahaan juga mendapatkan penghapusan pajak atas pendapatan dividen saham preferen.

Perusahaan tidak harus membayar pajak atas 80% pendapatan pertama yang diterima dari dividen. Bagi investor individu tidak mendapatkan keuntungan pajak tersebut.

Selain itu, perusahaan juga dapat menjual saham preferennya lebih cepat dibandingkan saham biasa. Hal ini karena pemilik mengetahui bahwa mereka akan dibayar kembali sebelum pemilik saham biasa.

Preferred stock sering kali diterbitkan sebagai pilihan terakhir. Perusahaan menerbitkannya setelah mendapatkan semua upaya dari saham biasa dan obligasi.

Saham preferen lebih mahal daripada obligasi. Dividen yang dibayarkan oleh saham preferen berasal dari laba setelah pajak perusahaan. Biaya ini tidak dapat dikurangkan. Bunga yang dibayarkan atas obligasi dapat dikurangkan dari pajak. Bagi perusahaan, hal ini tentu lebih murah.

Loading...
Via www.thebalance.com
Tinggalkan komentar