Sekilas Tentang Penghasilan Kotor (Gross Income)

0 7,738

Apa itu yang dimaksud dengan Penghasilan Kotor (Gross Income) ? Bagaimana perhitungan pendapatan kotor ini dalam individu ataupun di bisnis? Berikut penjelasannya.

Penghasilan kotor, atau gaji kotor, adalah gaji total seseorang sebelum dihitung pajak atau potongan lainnya. Di tingkat perusahaan, gross income adalah pendapatan perusahaan dikurangi biaya barang yang terjual.

Dalam hal ini juga disebut sebagai laba kotor dan jika dinyatakan sebagai persentase pendapatan, gross margin.

Perhitungan Penghasilan Kotor

A. Tentang Penghasilan Kotor untuk Individu

Pendapatan / penghasilan kotor adalah pendapatan individu dan penerimaan dari hampir semua sumber. Ini adalah titik awal untuk menentukan pajak yang akan dibayarkan individu.

Sumber pendapatan kotor meliputi gaji, upah, tip, keuntungan modal, dividen, bunga, uang sewa, pensiun dan tunjangan. Bahkan penghasilan dari kegiatan ilegal bisa juga dikategorikan sebagai pendapatan kotor.

Beberapa sumber pendapatan dikecualikan dari pendapatan kotor (gross income). Ini termasuk bunga obligasi pemerintah, bunga manfaat jaminan sosial, hadiah dan warisan tertentu, iuran program pensiun, pembayaran asuransi jiwa dan pendapatan dari penjualan rumah.

Kecuali ada penetapan tertentu, bagaimanapun juga, pendapatan apapun itu dianggap sebagai pendapatan kotor.

B. Penghasilan Kotor untuk Bisnis / Usaha

Untuk bisnis, pendapatan kotor memiliki arti yang sedikit berbeda. Sering kali akan muncul di laporan laba rugi perusahaan publik sebagai “pendapatan kotor” atau “laba kotor”.

Jika tidak ada, dapat dihitung dengan mengurangkan biaya pokok penjualan (juga disebut biaya pendapatan dan variasi lainnya) dari total pendapatan (juga “total penjualan” dan variasi lainnya):

Pendapatan kotor = total pendapatan – harga pokok penjualan

Penghasilan kotor bisnis bisa digunakan untuk menghitung marjin kotornya, ukuran profitabilitas.

Meskipun, terkadang margin kotor juga digunakan sebagai sinonim untuk pendapatan kotor dan dinyatakan sebagai jumlah rupiah (atau dalam mata uang lain).

Penggunaan yang lebih tepat, adalah dengan membedakan marjin kotor dari pendapatan kotor, sehingga marjin kotor adalah ekspresi pendapatan kotor sebagai persentase dari total pendapatan:

Margin kotor % = pendapatan kotor ÷ total pendapatan * 100

Apa yang dimaksud dengan margin kotor yang baik atau buruk tergantung pada industri. Penyedia layanan khusus pada umumnya membuat margin lebih tinggi daripada pengecer, misalnya.

Sama pentingnya dengan margin kotor yang relatif terhadap partner industri adalah margin kotor perusahaan dari tahun ke tahun.

Sementara sejumlah faktor dapat menyebabkan penurunan margin, umumnya mereka layak mendapatkan penjelasan dari manajemen. Meningkatnya margin, di sisi lain, merupakan pertanda peningkatan efisiensi.

Berikut adalah contoh bagaimana menghitung pendapatan kotor dan marjin kotor dengan menggunakan laporan pendapatan Johnson & Johnson (JNJ) dari kuartal ketiga tahun fiskal 2015 (semua dalam jutaan USD):

contoh cara menghitung penghasilan kotor dalam bisnis

Laporan pendapatan ini dimasukkan dalam presentasi investor dan tidak menunjukkan pendapatan kotor.

Anda bisa pergi ke situs SEC (Lembaga Keuangan US), di mana pengajuan kuartal 10-Q diperlihatkan dalam format standar dan “laba kotor” akan muncul di baris ketiga dari laporan laba rugi.

Cukup mudah untuk menghitungnya sendiri, dengan mengurangkan biaya barang yang terjual (selalu baris kedua, di sini “biaya produk terjual”) dari total pendapatan (selalu baris teratas, di sini “penjualan ke pelanggan”):

Pendapatan kotor = total pendapatan ($ 17,102m) – harga pokok penjualan ($ 5,224m) = $ 11,878m

Untuk memasukkan nomor tersebut ke dalam konteks, bagilah dengan total pendapatan perusahaan untuk mendapatkan marjin kotor:

Gross margin = pendapatan kotor ($ 11,878m) ÷ total pendapatan ($ 17,102m) = 69,45%

Sebagai perbandingan, itu sedikit lebih rendah dari marjin kotornya di kuartal III 2014, yaitu di level 70,76%.

Produsen obat utama lainnya memiliki margin kotor yang lebih tinggi. Namun, hal ini tidak dilakukan pada bisnis dengan margin rendah yang dilakukan Johnson & Johnson, seperti menjual produk sampo, perban, dan pelembab bayi.

Referensi: www.investopedia.com

Loading...
Tinggalkan komentar