10 Cara Mempersiapkan Krisis Keuangan Pribadi

0 295

Kondisi finansial seseorang tentu akan berubah-ubah. Termasuk mengalami krisis keuangan pribadi yang bisa terjadi pada siapapun. Bagaimana cara mempersiapkan diri kita untuk menghadapi situasi jika terjadi krisis keuangan pribadi kita?

Ada banyak peristiwa yang bisa berpotensi mengancam kestabilan keuangan Anda, misalnya kehilangan pekerjaan, sakit, kecelakaan, dan lain sebagainya. Jika kita tidak mempersiapkan kondisi tersebut, maka bisa jadi krisis keuangan akan menjadi diluar kendali kita.

Untuk itulah kita harus mempersiapkan beberapa hal untuk menghadapi kondisi tersebut.

Dalam artikel ini akan dijelaskan 10 langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak krisis keuangan pribadi.

#1 Memaksimalkan Tabungan Liquid

Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menghadapi kondisi krisis finansial pribadi adalah dengan menyiapkan tabungan / aset liquid (yang mudah dicairkan saat dibutuhkan).

Aset seperti rekening tabungan, simpanan emas, investasi di pasar uang, sertifikat deposito atau investasi pemerintah untuk jangka pendek akan sangat membantu Anda di saat krisis keuangan.

Jika Anda memiliki sumber daya aset tersebut, nilainya tidak berfluktuasi tajam dengan kondisi pasar (tidak seperti investasi di saham, forex, komoditas, dan instrumen keuangan lainnya).

Ini berarti, Anda bisa mencairkan uang kapapun saat dibutuhkan khususnya saat terjadi krisis keuangan pribadi sehingga tidak menimbulkan kerugian finansial.

Sebaiknya, Anda tidak berinvestasi di saham atau investasi beresiko tinggi lainnya sampai memiliki simpanan uang tunai selama beberapa bulan ke depan, yang mudah dicairkan.

Berapa banyak uang yang Anda butuhkan? Itu sangat bergantung pada kewajiban finansial dan toleransi risiko Anda.

Jika Anda memiliki liabilitas (kewajiban) cukup besar seperti uang kuliah, cicilan rumah / mobil, dll, kemungkinan besar Anda butuh simpanan yang lebih besar untuk beberapa bulan ke depan.

Ada yang merekomendasikan untuk menyiapkan simpanan minimal tiga bulan ke depan. Namun, ada beberapa orang yang membuat simpanan untuk enam bulan hingga 2 tahun untuk menghadapi krisis keuangan pribadi.

#2 Membuat Pengelolaan Anggaran Keuangan Pribadi

Jika kita tidak mengetahui secara pasti berapa banyak uang yang masuk dan keluar setiap bulannya, maka kita pun akan kebingungan menentukan berapa besar uang yang dibutuhkan untuk dana darurat.

Dan, jika Anda tidak membuat pengelolaan anggaran pribadi dengan baik, Anda mungkin tidak tahu secara persis apakah saat ini hidup di bawah kemampuan atau melebih-lebihkan diri sendiri.

Anggaran pribadi merupakan alat yang berguna untuk membantu diri kita sendiri untuk mengetahui aliran uang dan posisi finansial kita.

#3 Bersiap untuk Meminimalkan Tagihan Bulanan

Mungkin Anda tidak perlu melakukannya saat ini juga, tetapi bersiaplah untuk mulai memotong tagihan yang tidak terlalu penting. Jika Anda tak mengetahui mana saja tagihan yang bisa dipangkas, maka kemungkinan besar akan mengalami kesulitan untuk membayar tagihan di saat krisis keuangan pribadi.

Mulailah dengan melihat anggaran finansial yang sudah dibuat sebelumnya, untuk mengetahui dengan pasti pada pos anggaran mana uang tersebut dibuang-buang.

Misalnya, apakah Anda membiarkan AC atau pemanas tetap hidup saat tidak berada di rumah? Atau membiarkan lampu ruangan terus menyala saat tidak digunakan? Anda sangat mungkin bisa memangkas tagihan listrik bulanan.

Jika Anda memiliki beberapa asuransi sekaligus, mungkin ini saat yang tepat untuk mempelajari mencari asuransi dengan biaya yang lebih rendah, tetapi manfaat sama. Atau membatalkan beberapa jenis asuransi yang memiliki manfaat sama.

#4 Mengetatkan Berbagai Tagihan

Tidak ada alasan untuk membuang-buang uang Anda untuk biaya keterlambatan atau biaya keuangan. Selama krisis keuangan pribadi terjadi, Anda harus ekstra cermat untuk poin ini.

Misalkan, hindari keterlambatan untuk pembayaran kartu kredit per bulan, atau tagihan internet dan tv berbayar. Keterlambatan tersebut membebankan biaya-biaya tambahan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Atau, jika kondisi lebih buruk, sebaiknya tidak lagi menggunakan kartu kredit.

#5 Gunakan Aset Non-Tunai dan Maksimalkan Nilainya

Terkadang, kita menyepelekan aset non-tunai yang dimiliki. Sebenarnya, aset ini memiliki manfaat yang bisa dioptimalkan untuk memangkas berbagai pengeluaran.

Misalkan, apakah Anda memiliki kartu diskon untuk berbelanja di tempat perbelanjaan tertentu? Jika ya, gunakan kartu diskon tersebut. Apakah Anda memiliki poin dari transaksi keuangan yang bisa ditukarkan dengan diskon untuk menurunkan tagihan belanja? Jika ya, gunakan poin tersebut.

Dan, masih banyak aset non-tunai lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk menghemat anggaran bulanan. Tetapi, yang perlu diingat adalah untuk menggunakannya dengan bijak dan sesuai dengan anggaran.

Cegah diri Anda untuk membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan sehingga akan berpotensi membuat anggaran pribadi bengkak.

#6 Bayar Hutang-Hutang Kartu Kredit

Jika Anda memiliki hutang kartu kredit, biaya bunga yang dibayarkan setiap bulan mungkin akan menghabiskan sebagian besar anggaran bulanan. Jika kita membuat keputusan untuk membayar semua hutang kartu kredit, hal ini akan mengurangi kewajiban keuangan bulanan.

Dan, Anda pun bisa mulai untuk menempatkan diri pada posisi untuk membangun aset dengan lebih cepat. Menyingkirkan pembayaran bunga kredit akan membantu memasukkan uang ke hal-hal yang lebih penting.

#7 Mendapatkan Deal Kartu Kredit yang Lebih Baik

Ketika Anda melunasi hutang kartu kredit lebih cepat, Anda bisa mendapatkan ruang bernafas untuk anggaran bulanan. Jika memang Anda tidak bisa terlepas dari penggunaan kartu kredit, ada baiknya untuk mencari penawaran kartu kredit dengan tarif yang lebih rendah.

Mulai lakukan riset untuk membandingkan kartu kredit mana yang membebankan biaya / bunga kredit lebih rendah.

#8 Mencari cara untuk mendapatkan uang tambahan

Salah satu upaya untuk membentengi diri kita dari krisis keuangan pribadi adalah dengan mencari penghasilan tambahan yang bisa meningkatkan simpanan atau aset Anda.

Setiap orang pasti memiliki sesuatu yang bisa dilakukan untuk mendapatkan uang tambahan. Entah menjual barang yang sudah tidak terpakai secara online, menawarkan jasa keahlian kita seperti mengajar, mengasuh, dan lain sebagainya.

Uang yang diperoleh dari aktivitas ini bisa jadi tidak signifikan dibandingkan dengan apa yang didapatkan dari pekerjaan utama. Namun, sejumlah uang tambahan tersebut dapat menambahkan sesuatu yang berarti dari waktu ke waktu.

Selain itu, banyak dari aktivitas ini bahkan bisa menghasilkan pendapatan yang jauh lebih besar dibandingkan pendapatan utama Anda saat ini.

#9 Memeriksa coverage dari Asuransi Anda

Di langkah ketiga, kami merekomendasikan untuk mencari asuransi dengan biaya yang lebih rendah. Jika Anda memiliki terlalu banyak asuransi itu memberikan beban pada anggaran yang cukup besar.

Jika Anda bisa mendapatkan asuransi dengan coverage yang sama dari perusahaan asuransi, tetapi biaya jauh lebih murah, ini memberikan perubahan nyata untuk dapat menurunkan tagihan bulanan.

Coverage asuransi sangat diperlukan sebagai pencegahan saat krisis keuangan pribadi datang sehingga dapat membantu mengurangi beban Anda.

#10 Tetap Konsisten dengan Perawatan Rutin

Jika Anda memiliki kebiasaan untuk melakukan perawatan rutin kendaraan, mobil atau motor, tetap konsisten untuk hal tersebut. Ini dapat menghindari tagihan perbaikan yang mahal jika mengalami kerusakan berat.

Hal yang sama juga berlaku untuk kesehatan diri kita. Jagalah kesehatan pribadi kita dengan berolahraga, mengkonsumsi makanan sehat, agar tetap prima sehingga meminimalkan tagihan medis di kemudian hari.

Atau melakukan perawatan rutin untuk rumah Anda, sehingga tidak mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar jika terjadi kerusakan rumah.

Kesimpulan

Hidup memang tidak bisa diprediksi tetapi kita bisa melakukan pencegahan dan persiapan terhadap kondisi yang tidak diinginkan. Dengan persiapan yang tepat, Anda dapat menghadapi krisis finansial yang terjadi dan hanya harus menghadapi kemunduran untuk sementara waktu.

Sumber: www.investopedia.com

Loading...
Tinggalkan komentar