Memahami Rasio Persediaan dan Perhitungannya

0 7,966

Rasio persediaan akan memperlihatkan perputaran persediaan (inventory turnover) dan umur persediaan (age of inventory).

Jenis persediaan terdiri dari bahan baku (raw material), barang setengah jadi (partially completed goods atau work in-process) dan barang jadi (finished goods).

Mengetahui jika terdapat kelebihan persediaan penting, karena dana yang terikat dalam persediaan dapat diinvestasikan di tempat lain.

Kelebihan persediaan juga dihubungkan dengan carrying cost (biaya gudang) yang tinggi untuk menyimpan barang dan juga resiko barang menjadi usang.

Bagaimana Menghitung Rasio Persediaan?

1. Rasio Persediaan = Harga pokok penjualan / Persediaan rata-rata

dengan

Persediaan rata-rata = (Persediaan awal + Persediaan akhir) / 2

Jika angka persediaan akhir tahun tidak representatif karena pengaruh siklus, rata-rata triwulan atau rata-rata bulanan harus digunakan.

2. Age of inventory = 365 / perputaran persediaan

3. Penjualan terhadap persediaan = Penjualan / Persediaan

Contoh 1. Suatu perusahaan melaporkan data tentang persediaan barang jadinya selama periode waktu 2 tahun, sebagai berikut:

31/12/19X131/12/19X2
Barang jadi$10.000$15.000
Harga pokok penjualan$70.000$80.000

Asumsikan bahwa persediaan barang jadi pada tanggal 1 Januari 19X1 adalah $9.000. Perputaran persediaan dan jumlah hari penyimpanan persediaan (umur persediaan) dapat dihitung sebagai berikut:

19X119X2
Perputaran persediaan(70.000/9.500) = 7,4(80.000/12.500) = 6,4
Umur persediaan(365/7,4) = 49 hari(365/6,4) = 57 hari

Contoh 2. Suatu perusahaan memberikan data kinerjanya selama 2 tahun sebagai berikut:

19X119X2
Penjualan$200.000$290.000
Persediaan total40.00043.000

Persentase kenaikan penjualan adalah sebesar 45%, sedangkan biaya dalam persediaan total hanya sebesar 7,5%. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki pengendalian persediaan yang baik.

Siapa yang menggunakan rasio persediaan dan bagaimana caranya?

Pihak manajemen. Manajemen persediaan yang baik memberikan hasil maksimal dengan risiko yang minimal.

Penumpukan persediaan (inventory buildup) dapat menunjukkan kepada manajemen tentang adanya ketidakpastian dalam penjualan di masa mendatang.

Penumpukan persediaan, yang bisa terjadi pada pabrik, pedagang grosir atau pengecer, dapat ditunjukkan ketika tingkat pertambahan persediaan lebih besar dibandingkan kenaikan penjualan.

Rasio penjualan terhadap persediaan (sales to inventory ratio) yang tinggi berarti penggunaan persediaan lebih efisien dalam menghasilkan pendapatan.

Tingkat turnover dari setiap kategori persediaan utama dan untuk setiap departemen harus dipastikan oleh pihak manajemen.

Tingkat perputaran (turnover) yang rendah menunjukkan:

  1. Persediaan yang berlebihan (overstocking)
  2. Keusangan (obsolence)
  3. Defisiensi dalam kinerja produk atau pemasaran
Memahami tentang rasio persediaan dan perhitungannya
Memahami tentang rasio persediaan dan perhitungannya

Namun, dalam situasi tertentu, tingkat perputaran yang rendah merupakan hal yang wajar, misalnya tingkat persediaan guna mengantisipasi kenaikan harga yang cepat (misalkan harga minyak bumi).

Tingkat perputaran yang tinggi dapat juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak menjaga tingkat persediaan yang cukup (suatu situasi yang bisa merugikan jika persediaan tidak tersedia.

Perputaran persediaan juga mungkin sangat tinggi (padahal keadaan sebenarnya tidak demikian), jika perusahaan menggunakan “akhir tahun kalender” untuk menghitung perputaran (turnover). Ini karena saldo persediaan pada akhir tahun tersebut akan sangat rendah.

Referensi:

Investopedia.com

Loading...
Tinggalkan komentar