Bijak dalam Pengeluaran (4)

0 172

Seperti yang saya janjikan, dalam edisi kali ini saya akan membahas tentang pos pengeluaran ke-4 dalam keluarga yang harus diwaspadai. Pos ini adalah barang elektronik.

Kalau bicara tentang barang elektronik, Anda mungkin menganggap itu cuma masalah kaum suami. Memang, bagi para cowok, masuk ke toko barang elektronik mungkin bisa dibandingkan dengan perempuan yang masuk ke toko baju. Wuh… asyik sekali. Saya sendiri juga begitu.

Namun jangan salah, wanita pun sebetulnya juga menyenangi barang elektronik. Hanya saja jenisnya mungkin berbeda. Sebagai contoh, pria mungkin senang dengan barang elektronik yang berkaitan dengan hiburan di rumah (seperti radio tape, VCD player, atau teve), komunikasi (seperti HP), dan berbagai macam barang lain yang berhubungan dengan pekerjaan atau hobi (seperti komputer atau personal data assistant).

Di lain pihak, wanita biasanya hanya menyenangi dan mencari barang elektronik yang memang dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari, seperti memasak (rice cooker dan magic jar), dan mencuci (mesin cuci). Atau, bila wanita itu bekerja ke luar rumah, bisa jadi HP juga termasuk yang ia minati karena dianggap memudahkan pekerjaannya.

Karena pengeluaran untuk pos barang elektronik ini memang sering lepas kontrol, ada baiknya Anda simak tips berikut ini untuk mencegah membengkaknya pengeluaran.

  • Sesuaikan pembelian Anda dengan kebutuhan

Anda sudah punya teve di rumah? Bagus dan memenuhi syarat? Kalau begitu, buat apa beli teve lagi? Contoh lain, Anda mungkin sudah punya radio tape di kamar. Masih berfungsi dengan baik, suaranya masih bagus dan bisa menemani kegiatan Anda sehari-hari. Apa Anda masih mau beli lagi?

Artinya, carilah barang yang memang betul-betul Anda butuhkan. Jangan mentang-mentang di teve ada iklan kipas angin, Anda langsung memutuskan membeli kipas angin yang sebetulnya sudah Anda miliki.

Biasanya, pembelian barang elektronik dalam keluarga sering kali membengkak karena melakukan pembelian yang berulang untuk satu jenis barang saja. Jadi lain kali, sebelum Anda memutuskan membeli suatu barang, tanyakan dulu kepada diri Anda sendiri, apa memang Anda memerlukannya, ataukah sekadar ingin memuaskan keinginan saja.

  • Jangan terpengaruh oleh desain barang yang canggih

Dalam satu acara saya di radio, ada seorang pendengar yang mengirimkan pertanyaan melalui surat. Dia bercerita suaminya adalah penggemar barang elektronik. Yang jadi masalah, suaminya ini gemar membeli barang elektronik yang punya desain menawan serta teknologi canggih. Konsekuensinya mereka seringkali harus mengeluarkan banyak sekali uang untuk memenuhi keinginan tersebut. Padahal, kondisi keuangan keluarga mereka sangat terbatas.

Pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukannya? Apakah membeli barang elektronik memang harus yang berdesain canggih dan menawan? Bukankah yang biasa-biasa saja sudah cukup? Yang penting kualitas dan fungsinya memenuhi syarat kan?

Salah satu hal penting yang harus Anda ingat dalam membeli barang elektronik adalah jangan pernah melihat desain sebagai satu-satunya alasan Anda membeli. Tapi coba lihat dulu apakah fungsi barang yang Anda incar itu sesuai yang Anda perlukan. Jangan mentang-mentang radio tape yang dijual di toko itu berdesain unik, lantas Anda langsung membelinya. Padahal, mungkin saja harganya jauh lebih mahal dari barang sejenis yang desainnya biasa-biasa saja.

  • Beli barang elektronik yang memberikan garansi

Di mana pun Anda membeli barang, selalu usahakan membeli barang yang bergaransi. Sebagai contoh, saya seringkali mendengar cerita ada banyak orang yang membeli ponsel hanya karena harganya murah, barang selundupun, inilah atau itulah, padahal barang tersebut tidak memberikan garansi. Alhasil, ketika barang tersebut rusak setelah dipakai seminggu, dia tidak bisa lagi memakai ponselnya. Padahal harganya tidak murah. Akhirnya, harga barang itu jatuhnya jauh lebih mahal ketimbang Anda membeli yang bergaransi.

Cek juga garansi macam apakah yang diberikannya: Garansi Toko atau Garansi Produsen? Garansi Toko adalah garansi yang diberikan oleh si toko, di mana kalau barang Anda mengalami kerusakan, toko itulah yang bersedia membetulkan kerusakannya. Tetapi kalau garansi produsen, biasanya produsennya langsunglah yang akan membetulkan barang Anda. Bila garansinya merupakan garansi produsen, tanyakan kepada penjual di toko di mana alamat produsen (dalam hal ini pusat layanan yang bisa didatangi).

Jangan lupa, barang elektronik memiliki komponen sangat rumit untuk dimengerti. Berbeda dengan baju yang mungkin bisa Anda cek kualitasnya dengan cara melihat dan meraba-raba kainnya. Pada barang elektronik Anda tidak mungkin membuka-buka bodi barang tersebut bukan? Kalaupun bisa, saya jamin Anda belum tentu bisa menguji apa kualitasnya. Misalnya, apakah Anda bisa tahu kalau salah satu komponennya ada yang diganti?

  • Jangan terpengaruh oleh harga yang murah

Sebagai contoh, ketika Anda ingin membeli radio tape, Anda mungkin akan datang ke sebuah toko barang elektronik. Disitu, Anda akan melihat 5 radio tape dengan 5 merk yang berbeda. Perbedaan harganya mungkin tidak terlalu jauh, yang satu Rp 1 juta, ada yang Rp 1,2 juta, ada yang Rp 900 ribu, ada yang 1,1 juta, tetapi yang terakhir ini, harganya Rp 700 ribu.

Sekilas, Anda mungkin akan tertarik pada barang yang memberikan harga paling murah. Tapi coba perhatikan dulu kenapa harganya bisa lebih murah. Apakah karena fungsinya yang terbatas, apakah karena tidak ada garansi produsen dan hanya garansi toko saja yang diberikannya, ataukah karena merknya yang tidak dikenal? Nah, yang terakhir inilah yang umumnya terjadi. Sekarang, kalau perbedaan harganya tidak terlalu jauh, kenapa Anda tidak membeli barang yang harganya mungkin sedikit lebih tinggi, tetapi dengan merk yang sudah terjamin dan terbukti kualitasnya, dibandingkan barang dengan merk lain yang lebih murah tetapi dengan kualitas yang belum terbukti.

Demikianlah pembahasan tetang empat pos pengeluaran yang patut diwaspadai. Semoga bermanfaat bagi Anda.

(TAMAT)

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 780/XV

Loading...
Tinggalkan komentar