Ketakutan dalam Berinvestasi

0 127

“Beranikah saya mengambil risiko dalam berinvestasi?” Pertanyaan ini mungkin sering terlontar bila Anda sedang menimbang-nimbang untuk melakukan investasi. Katakanlah Anda punya uang Rp 10 juta, kemudian bingung akan menaruhnya di bank atau di tempat lain. Kalau ditaruh di bank, Anda mungkin merasa aman. Tetapi kadang-kadang, tawaran investasi di tempat lain seringkali cukup besar dan sangat menggoda, sehingga hal ini kadang-kadang menakutkan Anda.

Yang namanya investasi pasti ada risikonya. Nah, dari pengalaman kami selama ini, biasanya hanya ada tiga risiko yang paling ditakutkan orang ketika mereka berinvestasi:

1.   Turunnya Nilai Investasi

Risiko yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi umumnya adalah, “Apakah uang saya akan hilang?” Kebanyakan orang mungkin menjawab, “Tidak!”. Tentu saja jawabannya demikian, mana ada sih orang yang mau kehilangan uangnya? Akan tetapi masalahnya, yang namanya risiko pasti ada dalam setiap investasi. Perbedaannya hanya terletak di ukurannya. Ada produk investasi yang risikonya cukup besar, ada yang sedang, dan adapula yang kecil. Yang jelas, satu hal yang paling ditakuti orang, sekali lagi adalah, “Apakah uang saya akan hilang?”

Oke, sekarang kalau Anda berinvestasi, seberapa besar penurunan nilai yang bersedia Anda tanggung bila mengalami kerugian? Sepuluh persen, tiga puluh persen, lima puluh persen, atau seratus persen? Berapapun besar kerugian yang bersedia Anda tanggung, ingatlah itu adalah bagian dari berinvestasi. Jangan pernah mengharapkan Anda akan terus-menerus untung. Kerugian, sesekali memang harus dialami. Kalau tidak mengalami, tidak belajar, bukan?

2.   Sulitnya Produk Investasi itu Dijual

Risiko kedua yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi adalah apakah produk investasi yang dibelinya itu mudah untuk dijual kembali. Beberapa orang mungkin senang berinvestasi ke dalam emas karena emas dianggap mudah dijual kembali. Akan tetapi, ada juga orang yang berinvestasi ke dalam mata uang dolar Amerika, dan dolar tersebut cepat-cepat dimasukkannya ke bank. Hal ini dikarenakan bila dolar itu disimpan di lemari, maka kondisi fisik dari kertas uangnya mungkin akan menurun  sehingga terkadang menyulitkan bila dolar itu hendak dijual kembali. Maklum, beberapa bank seringkali tidak mau membeli mata uang asing Anda bila kondisi uang kertasnya robek, rusak atau kumal. Salah satu cara aman berinvestasi dalam mata uang dolar adalah melalui Uinvest.

Contoh lain dari produk investasi yang tidak selalu mudah untuk dijual kembali adalah barang-barang koleksi. Barang-barang koleksi umumnya tidak selalu mudah dijual kembali karena pasar pembeli barang-barang ini sangat spesifik. Lukisan misalnya. Karena pasarnya yang spesifik, tidak selalu mudah menjual lukisan. Tapi sekali terjual, bisa saja harganya sangat tinggi dan memberikan untung yang lumayan bagi orang yang menjualnya.

Jadi sebelum Anda memutuskan berinvestasi, ketahui lebih dulu seberapa mudahnya produk investasi Anda bisa dijual kembali. Jangan sampai Anda berinvestasi tapi tidak bisa menjualnya, karena barangnya memang sulit dijual.

3. Hasil Investasi yang Diberikan Tidak Sebesar Kenaikan Harga Barang dan Jasa

Bayangkan kalau Anda berinvestasi di deposito yang memberikan bunga 10 persen setahun, sedangkan dalam setahun harga barang dan jasa malah naik 15 persen? Hal ini seringkali terjadi, bukan karena terlalu tingginya kenaikan harga barang dan jasa, tetapi karena produk yang dipilih itu sendiri belum tentu sesuai.

Tentu saja Anda menginginkan produk investasi yang aman dan konservatif. Tetapi, konsekuensinya adalah bahwa hasil investasi yang didapat mungkin saja tidak bisa menyamai kenaikan harga barang dan jasa. Kalau itu terus Anda alami dari tahun ke tahun, maka Anda akan bangkrut.

Apa yang harus Anda lakukan untuk menghadapi risiko ini? Jangan menutup diri terhadap informasi. Pelajari produk-produk investasi lain yang mungkin Anda belum tahu, dan setelah itu cobalah masuk ke wilayah tersebut dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya. Dan Uinvest bisa menjadi salah satu alternatif pilihan Anda. Lama-kelamaan, Anda pasti bisa mengatasi tingginya kenaikan harga barang dan jasa dengan berinvestasi pada produk yang memang berpotensi untuk bisa memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding kenaikan harga barang.

Selamat Berinvestasi!

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 746/XIV (Safir Senduk)

Loading...
Tinggalkan komentar