4 Langkah Membangun Portofolio Investasi Menguntungkan

0 361

Dalam pasar keuangan saat ini, memanajemen portofolio dengan baik sangat penting bagi kesuksesan setiap investor. Sebagai investor individu, Anda harus mengetahui bagaimana menentukan alokasi aset yang paling sesuai dengan tujuan investasi Anda serta risiko yang ditoleransi. Ada 4 langkah penting dalam membangun portofolio investasi menguntungkan yang perlu Anda tahu.

Portofolio yang Anda miliki harus memenuhi persyaratan sebagai modal masa depan keuangan dan juga memberikan ketenangan pikiran saat melakukannya. Setiap investor dapat membangun portofolio investasi menguntungkan yang disesuaikan dengan strategi investasi dengan mengikuti pendekatan sistematis.

Berikut ini 4 langkah pendekatan sistematis dalam membangun portofolio investasi menguntungkan.

  • Langkah 1: Menentukan Alokasi Aset yang Tepat untuk Anda

Selalu pastikan kondisi keuangan pribadi dan target keuangan merupakan tugas pertama dalam membangun portofolio investasi menguntungkan. Faktor penting yang perlu dipertimbangkan adalah usia dan berapa waktu yang dimiliki untuk menumbuhkan investasi, modal investasi, dan kebutuhan penghasilan di masa depan.

Seorang individu lulusan perguruan tinggi yang masih belum menikah dan baru memulai karirnya membutuhkan strategi investasi yang berbeda dari individu yang berusia 55 tahun yang sudah menikah. Individu yang kedua ini tentunya mengharapkan bahwa strateginya dapat membantu membayar pendidikan anak-anaknya dan memenuhi kebutuhan di masa pensiun.

Faktor selanjutnya yang tak kalah penting adalah karakter dan toleransi risiko Anda. Apakah Anda bersedia memiliki risiko untuk potensi return yang lebih besar? Pastinya, setiap orang menginginkan pengembalian investasi yang tinggi setiap tahunnya. Akan tetapi, jika Anda sampai tidak dapat tidur nyenyak di malam hari karena hasil investasi yang buruk dalam jangka pendek, maka jenis aset investasi tersebut tidak sebanding dengan stres yang dialami.

Analisis kondisi keuangan saat ini, kebutuhan modal di masa depan, dan juga toleransi risiko Anda. Ketiganya merupakan penentu bagaimana investasi harus dialokasikan di kelas aset yang berbeda-beda.

Potensi imbal hasil yang lebih tinggi akan datang dengan risiko kerugian yang lebih besar pula. Anda tentu tak ingin menghilangkan risiko sebanyak mengoptimalkannya demi gaya dan kondisi unik setiap indvidu.

Sebagai contoh, seorang individu muda yang tak harus bergantung pada investasi untuk menghasilkan, dapat mengambil risiko lebih besar dalam rangka mendapatkan imbal hasil tinggi. Berbeda dengan orang yang mendekati masa pensiun. Individu ini perlu fokus untuk melindungi asetnya dan memperoleh penghasilan dari aset-asetnya dengan cara lebih efisien.

Investor Konservatif Vs. Investor Agresif

Secara sederhana, semakin banyak risiko yang ditanggung maka portofolio Anda akan semakin agresif. Hal ini dengan memasukkan porsi yang lebih besar untuk ekuitas dan mengurangi obligasi serta sekuritas pendapatan tetap lainnya.

Dan sebaliknya, semakin sedikit risiko yang Anda tanggung, maka semakin konservatif portofolio investasi Anda.

Berikut ini ada dua contoh, investor tipe konservatif dan investor agresif.

investor konservatifTujuan utama dari portofolio konservatif adalah untuk melindungi nilainya. Alokasi yang ditunjukkan pada gambar di atas, menghasilkan pendapatan dari obligasi. Selain itu, memberikan beberapa potensi pertumbuhan modal jangka panjang dari investasi dalam ekuitas berkualitas tinggi.

investor agresifPortofolio yang lebih agresif memenuhi toleransi risiko rata-rata. Ini menarik bagi mereka yang bersedia menerima lebih banyak risiko dalam portofolionya untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan dan pendapatan modal.

  • Langkah 2: Mencapai Portofolio

Setelah Anda menentukan alokasi aset yang tepat, strategi membangun portofolio investasi menguntungkan berikutnya adalah membagi modal dengan kelas aset yang tepat. Teorinya, langkah ini tidak sulit. Obligasi adalah obligasi dan ekuitas adalah ekuitas.

Akan tetapi, pada tingkat lebih lanjut Anda perlu memecah kelas aset yang berbeda menjadi subkelas, yang tentunya juga memiliki risiko dan potensi pengembalian yang berbeda pula.

Misalkan, seorang investor dapat membagi porsi ekuitas antara berbagai sektor dan kapitalisasi pasar, dan antara saham domestik dan asing. Untuk bagian obligasi dapat dialokasikan antara obligasi jangka pendek dan jangka panjang, utang pemerintah versus utang perusahaan dan sebagainya.

Ada beberapa cara Anda dapat memilih aset dan sekuritas untuk memenuhi strategi alokasi aset. Ingatlah untuk menganalisis kualitas dan potensi dari setiap investasi yang dibeli karena tidak semua obligasi dan saham sama.

Memilih Saham

Pilihlah saham yang memenuhi toleransi risiko dalam porsi portofolio ekuitas Anda. Jenis saham, kapitalisasi pasar, sektor, merupakan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan. Lakukan analisis perusahaan dengan menggunakan metode screening saham untuk memilih saham yang potensial. Daripada menganalisis mendalam di setiap pembelian saham potensial dalam menentukan peluang dan risiko di masa depan.

Hal ini merupakan cara terefektif dalam menambahkan sekuritas ke portofolio investasi Anda. Yang perlu dilakukan berikutnya adalah memantau secara rutin perubahan harga dalam kepemilikan aset dan tetap mengikuti berita dari perusahaan dan industri terkait.

Memilih Obligasi

Jika memilih obligasi, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti jenis & peringkat obligasi, masa tempo, suku bunganya, dll.

Memilih Reksadana

Investasi reksadana terbuka bagi semua kelas aset dan memungkinkan bagi seorang investor memegang saham dan obligasi yang secara profesional dipilih serta diteliti oleh manajer investasi.

Pastinya, seorang manajer investasi akan membebankan biaya / komisi untuk layanan tersebut sehingga akan mengurangi imbal hasil Anda.

Tentu saja, manajer dana membebankan biaya untuk layanan mereka, yang akan mengurangi pengembalian Anda. Indeks Fund menyajikan pilihan lain. Opsi ini cenderung memiliki biaya yang lebih rendah karena mencerminkan indeks yang mapan dan dikelola secara pasif.

  • Langkah 3: Meninjau Kembali Pembobotan Portofolio

Jika Anda sudah memilih dan memiliki portofolio yang mapan, maka langkah berikutnya menganalisis dan menyeimbangkannya secara berkala. Mengapa? Karena pasar yang terus dinamis dapat menyebabkan pembobotan awal akan berubah.

Dalam melakukan penilaian alokasi aset aktual dari portofolio, sebaiknya mengkategorikan secara kuantitatif dan menentukan proporsi nilainya terhadap keseluruhan.

Bisa jadi, faktor lain yang juga akan berubah seiring waktu seperti kondisi keuangan, toleransi risiko, dan kebutuhan di masa depan. Apabila faktor tersebut berubah, maka Anda juga perlu menyesuaikan portofolio investasi.

Apabila toleransi risiko Anda mulai menurun, maka pertimbangkan untuk mengurangi jumlah ekuitas yang dimiliki. Atau sebaliknya, Anda sudah siap untuk mengambil risiko yang lebih besar dengan memiliki kelas aset seperti saham.

Dalam rangka menyeimbangkan kembali, tentukan posisi portofolio yang terlalu berat dan kurang. Sebagai contoh, jika 30% aset saat ini ada di ekuitas dengan kapitalisasi kecil, sementara alokasi aset menyarankan Anda hanya mempunyai porsi 15% di kelas aset tersebut.

Dibutuhkan langkah rebalancing (penyeimbangan ulang) dengan menentukan berapa banyak porsi yang dibutuhkan di suatu kelas aset dan mengalokasikan ke kelas aset lainnya.

  • Langkah 4: Rebalancing secara Strategis

Langkah ini juga penting untuk membangun portofolio investasi menguntungkan bagi Anda. Jika Anda sudah menentukan sekuritas apa saja dan berapa banyak yang perlu dikurangi, maka tentukan sekuritas dengan bobot yang kurang yang akan dibeli dari hasil penjualan sekuritas sebelumnya. Dalam memilih sekuritas yang tepat, gunakan pendekatan yang telah dibahas di langkah kedua.

Saat ingin menjual aset dalam rangka penyeimbangan kembali portofolio investasi, sebaiknya pertimbangkan juga implikasi pajak dari penjualan tersebut. Bisa jadi, pertumbuhan investasi saham Anda sangat kuat dalam beberapa tahun terakhir ini sehingga berpotensi terkena pajak capital gain yang signifikan.

Dalam kasus tersebut, akan jauh lebih bermanfaat untuk tidak menambahkan dana baru ke kelas aset tersebut di masa depan, sambil tetap mengalokasikan pada kelas aset lainnya. Hal ini untuk mengurangi pembobotan pertumbuhan saham di portofolio Anda dari waktu ke waktu tanpa terdampak pajak capital gain yang tinggi.

Di saat yang sama, pertimbangkan outlook dari saham Anda tersebut. Jika pertumbuhan saham itu siap untuk jatuh, sebaiknya Anda menjualnya terlepas dari implikasi pajak.

Pendapat dan saran dari analis serta laporan riset dapat menjadi alat berguna untuk mengukur prospek dari kepemilikan aset Anda.

Ingat Pentingnya Diversifikasi

Sepanjang langkah membangun portofolio investasi menguntungkan Anda di atas, penting untuk selalu mempertahankan strategi diversifikasi di atas segalanya.

Tidak cukup hanya memiliki sekuritas dari masing-masing kelas aset, Anda juga harus melakukan diversifikasi dalam setiap kelas. Pastikan bahwa kepemilikan Anda dalam kelas aset yang diberikan tersebar di berbagai subkelas dan sektor industri.

Seperti yang telah disebutkan, investor dapat mencapai diversifikasi yang sangat baik dengan menggunakan reksadana. Opsi investasi ini memungkinkan investor individu untuk mendapatkan skala ekonomi yang dinikmati oleh pengelola dana besar, yang rata-rata tidak dapat dicapai orang dengan jumlah uang yang kecil.

Loading...
Sumber www.investopedia.com
Tinggalkan komentar