Tipe Investor Menurut Profil Resiko

0 3,303

Berinvestasi adalah salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan setiap orang untuk menghasilkan uang lebih. Namun, seringkali kita bingung macam investasi yang sesuai dengan kebutuhan. Penting untuk Anda ingat sebelum berinvestasi adalah slogan teliti sebelum membeli. Artinya, Anda harus meneliti produk dan jasa apapun yang akan dibeli, termasuk meneliti apakah produk tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan Anda. Mengenali kebutuhan investasi merupakan langkah awal dari proses investasi itu sendiri.

Nah, sebelum memutuskan untuk menginvestasikan uang pada produk yang Anda pilih, coba kenali dulu tiga karakter investor berikut ini. Hal ini akan memudahkan dalam memilih produk investasi yang tepat dalam mewujudkan rencana keuangan Anda. Karakter ini dilihat dari tingkat penerimaan risiko.

Tipe-tipe investor menurut profil resiko dalam berinvestasi, yaitu:

1. Defensive
Investor dengan tipe defensive, investor ini berusaha mendapatkan keuntungan dan menghindari resiko sekecil apapun dari investasi yang dilakukan. Investor tipe ini tidak mempunyai keyakinan yang cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih menunggu saat-saat yang tepat dalam berinvestasi agar terbebas dari resiko.

2. Conservative

Investor dengan tipe conservative, biasanya berinvestasi untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang. Misalnya, untuk pendidikan perguruan tinggi anak atau biaya hidup di hari tua. Investor tipe ini memiliki kecenderungan menanam investasi dengan keuntungan (yield) yang layak saja dan tidak memiliki resiko besar. Filosofi investasi mereka untuk menghindari resiko.

Walaupun investor conservative sering berinvestasi, investor ini pada umumnya mengalokasikan sedikit waktu untuk menganalisa dan mempelajari portofolio investasinya. Mereka cenderung memilih instrumen aman dengan hasil yang sudah diketahui sebelumnya. Misalnya, tabungan dan deposito. Kalaupun mereka mempertimbangkan jenis instrumen beresiko—seperti obligasi atau saham—hanya porsi kecil dari dana investasi yang dialokasikan ke dalam instrumen beresiko tersebut.

Tipe konservatif sangat mengutamakan keamanan dalam berinvestasi daripada memperoleh keuntungan besar tapi beresiko. Alokasi aset yang tepat untuk tipe konservatif adalah deposito 100 persen.

3. Balanced

Investor dengan tipe balanced, merupakan tipe investor yang menginginkan resiko menengah. Investor tipe ini selalu mencari proporsi yang seimbang antara resiko yang mungkin terjadi dengan pendapatan yang dapat diraih. Tipikal investor ini, mereka akan selalu berhati-hati dalam memilih jenis investasi. Hanya investasi proporsional—seimbang antara resiko dan penghasilan—yang akan dipilih.

4. Moderately aggressive

Moderately aggressive, merupakan tipe investor yang tenang atau tidak ekstrim dalam menghadapi resiko. Investor ini cenderung memikirkan kemungkinan terjadinya resiko dan kemungkinan mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini, investor dengan tipe moderately aggressive selalu tenang dalam mengambil keputusan investasi karena sudah dipikirkan sebelumnya. Alokasi aset yang sesuai untuk tipe moderat adalah deposito 70 persen, obligasi 10 persen, dan saham 20 persen.

5. Aggressive

Investor agresif, atau biasa disebut ‘pemain’, adalah kebalikan dari investor konservatif. Mereka sangat teliti dalam menganalisa portofolio yang dimiliki. Semakin banyak angka-angka dan fakta yang bisa dianalisa akan semakin baik. Investor tipe ini umumnya berinvestasi dengan rentang waktu relatif pendek karena mengharapkan adanya keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Walaupun tidak berharap untuk merugi, namun setiap investor agresif menyadari bahwa kerugian adalah bagian dari permainan. Mereka cenderung memilih produk yang mengalokasikan dananya pada instrumen pasar yang beresiko tinggi. Alokasi aset yang sesuai untuk tipe agresif adalah deposito 40 persen, obligasi 20 persen, dan saham 40 persen.

Dilihat dari praktek investasi keuangan, ada beberapa jenis investor, yaitu:
1. Hedger, yaitu melakukan suatu investasi dengan tujuan menjaga aset riil yang dimiliki.
2. Spekulator, yaitu melakukan suatu investasi dengan tujuan spekulasi, berdasarkan pada pergerakan harga yang terjadi. Biasanya hal ini dilakukan dalam jangka pendek atau one day trading.
3. Arbitrage, melakukan suatu investasi atas dasar selisih perhitungan yang diakibatkan karena adanya perbedaan lokasi, waktu dan kebijakan-kebijakan. Pada saham yang listing di dua bursa efek yang berbeda dikenal dengan istilah dual listing.

Dilihat dari penggolongan sifat seorang investor menjadi tiga kategori, tentunya hal ini sangatlah beralasan, konsep yang dikenal secara umum dengan sebutan high risk high return dan sebaliknya low risk low return. Jadi semakin besar tingkat risiko akan memberikan kemungkinan return yang besar pula.

(CAA)

Sumber Referensi:

(www.danareksa.com)
putracenter.net

Loading...
Tinggalkan komentar